Hutan hujan tropis di Malesia Barat (setengah dari bagian barat kepulauan Melayu) berada di pusat keanekaragaman hayati dari ekosistem darat Asia Tenggara. Peneliti-peneliti yang memperhatikan masalah kekayaan spesies—asal, mekanisme kebersamaan, pengaruh pada fungsi ekologi—telah menguntungkan Malesia Barat sebagai daerah penelitian sebab daerah tersebut dapat diakses lebih mudah dibandingkan dengan daerah di Peruvia Amason. Tulisan ini menggambarkan bagaimana kecenderungan penelitian hutan hujan tropis sehubungan dengan perubahan ekologi dalam 50 tahun terakhir. Hal itu termasuk hubungan antara lingkungan dan tipe vegetasi serta proses penggantiannya; mekanisme pemeliharaan komposisi spesies; ekologi ekosistem yang berfokus pada perpindahan materi dan energi; ekologi populasi yang mempelajari dinamika populasi; ekologi evolusi yang memperhatikan bagaimana makhluk hidup mempunyai pola tingkah laku tertentu dalam sejarah. Saat ini, kerangka tersebut telah dipadukan ke dalam kajian penciptaan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati serta hubungannya dengan fungsi ekosistem.
Ekologi sebagai salah satu cabang biologi, telah berkembang melalui pengusulan dan pengujian teori-teori di dalam kerangka kerja tersebut. Pada saat yang bersamaan ekologi merupakan sebuah ilmu lapangan. Ilmu tersebut harus memberikan pemahaman (dan jika mungkin, peningkatan) area tempat penelitian dilaksanakan. Sebagai contoh, penelitian-penelitian terkini memperlihatkan bagaimana lingkungan yang dipelihara menjadi sebuah masukan. Secara umum, pertanyaan-pertanyaan yang dikaji oleh orang-orang ekologi selama beberapa dekade membantu dalam memahami area-area tersebut, meningkatkan kesejahteraan, dan memperkaya budaya dengan membangun kembali hubungan yang erat antara manusia dengan mahluk hidup lainnya.
Momose Kuniyasu
Read the full unabridged article (in English) HERE
Kyoto Review of Southeast Asia. Issue 2 (October 2002). Disaster and Rehabilitation